Mengetuk Pintu Cinta

Penulis : Hendra Sugiantoro

------------ -
KotaSantri.com : Dengan
cinta terlahir kita, insan termulia. Dengan cinta, nafas berhembus
mengarungi kehidupan. Lihatlah! Jauh mata memandang, kaki tegap
menapak, terus berayun tangan, dan lantunan suara merdu terdengar. Inilah cinta. Cinta dari Yang Mahacinta.

Matahari dan bulan rapi
beredar. Bumi terhampar dan merindang tetumbuhan. Alangkah harum mekar
bunga di taman. Dengan cinta, kita berlayar dan melahap mutiara di
lautan. Mengais penghidupan di terang pelita dan beristirahat di malam
menjelang. Tercurah air dan lain cinta tak terbilang. Lalu, cinta Tuhan
manakah yang kita dustakan?

Inilah cinta. Cinta yang banyak kita dustakan. Mengingkari cinta dengan
larut dalam kehinaan. Menumpuk kesalahan dan noda dosa memekat. Kita
yang terlalu asyik bermain lumpur hitam. Masih menampakkan kemaksiatan
dan berselimut kedzaliman. Jika Allah berkata, "Sesungguhnya manusia itu
amat dzalim dan bodoh," memang benar adanya. Kita, manusia bodoh dan
dzalim di muka bumiNya.

Kita pun telah mengerti. Telah mengetahui keburukan. Tapi, tampaknya
perlu lagi ditegaskan. Jangan! Membunuh orang lain tanpa hak,
mendengki, bersaksi dusta, berkata kotor, minum khamr, mengambil milik
orang lain dengan batil, berbohong, menggunjing, mengkorupsi uang
rakyat, berbuat mesum, menghamili tanpa hak dan mengingkari janji.
Sekali lagi, jangan melakukan kejahatan dan keburukan.

Keburukan yang juga halus tak terlihat, bergerilya di hati tanpa kita
sadari. Perbuatan-perbuatan yang tulus menujuNya telah tercemari.
Shalat kita, puasa kita, bahkan perjuangan menegakkan kalimatNya masih
tercampuri nafsu dunia. Ada banyak kepentingan mewarnai ibadah kita.
Kita yang menuntut ilmu tanpa amal menyata. Kita yang mengkaji ilmu
hanya untuk menampakkan kepandaian. Bahkan, dengan ilmu tampaknya
menyampaikan pesan-pesan kebaikan, tapi justru menjual ayat-ayatNya.

Di atas dunia ini, kita memang berhadapan dengan musuh nyata. Musuh yang
menyesatkan, mengajak kepada kemungkaran dan memperindah setiap
keburukan. Musuh yang pernah berkoar, "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau
telah memutuskan kesesatan padaku, pasti aku akan menjadikan mereka
memandang baik perbuatan buruk di bumi dan pasti aku akan menyesatkan
mereka." (QS. Al-Hijr (15) : 39). Musuh abadi kita. Itulah setan, musuh
nyata kita hingga zaman mengakhiri kehidupan.

Keburukan yang benar-benar terang, tampak jelas di sini. Di sini, di
atas dunia ini. Keburukan yang menodai zaman, kekhilafan yang
memekatkan hati, noktah-noktah hitam pun terlahir dan perlahan menutup
pintu cintaNya. Pintu cintaNya yang tertutup kabut dosa kita, bahkan
Anas RA pun menyindir kita, "Sesungguhnya kalian melakukan
perbuatan-perbuatan yang dalam pandangan mata kalian lebih halus dari
rambut, tapi kami di zaman Rasulullah menganggap perbuatan-perbuatan
tersebut termasuk dalam dosa besar." Dosa dan kesalahan yang
menghilangkan keberkahan hidup. Kenestapaan dan kesempitan hidup pun
melanda, kesulitan menjadi-jadi dan juga rizki tak kunjung mengalir.

Namun, inilah cinta. Dengan cinta, Allah tak menutup rapat pintu
cintaNya. Masih membukakan pintu cintaNya tatkala kita bersegera
membersihkan dosa. Memang benar kita tak pernah luput dari kesalahan,
namun bukan kita jika tak pernah memohon ampunanNya. Bukan kita jika
tak bersedia menyucikan jiwa.

AmpunanNya, hanya ampunanNya yang mampu membebaskan kita. Membebaskan
kita dari kedukaan. Memberikan keberuntungan dan rizki dari arah tiada
terduga. Rizki yang tidak hanya berupa harta, tapi apa pun yang
mendatangkan kebaikan. Ilmu yang bermanfaat, kesehatan, kelapangan
hidup, tiada berat menjalankan perintahNya, dan rizki lain yang tak
terhitung jumlahnya.

Inilah cinta. Berlimpah cinta Allah untuk kita. Dosa kita, kesalahan
kita, kekhilafan kita, keburukan kita yang menahan cintaNya. Di balik
pintu itu, cinta Allah tertahan, padahal ada keberkahan hidup di
baliknya. Detik ini dan saat ini juga bersama kita mengetuk pintu
cintaNya. Bersama memohon ampun agar pintu cintaNya terbuka.

------------
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

Tidak ada komentar: