KEBIADABAN ZIONIS ISRAEL

350 Gugur, Sejumlah Keluarga Habis, 1650 Luka-luka di Gaza
December 30, 2008 — Abdullah Hadrami (Views: 12)

Jumlah korban dalam serangan udara Israel dan laut Israel di Jalur Gaza, dimana masjid dan permukiman penduduk menjadi sasaran mencapai 350 orang. Sementara korban luka-luka hingga kini mencapai 1650 orang, 300 di antaranya luka-luka berat.

Kemarin malam Ahad, pesawat tempur Israel dan kapal tempurnya menggempur wilayah barat kota Gaza sehingga korban meninggal. Sumber-sumber Palestina menyebutkan bahwa pesawat Israel jenis F-16 buatan Amerika, heli tempur dan kapal temur Israel menyerang wilayah tersebut.

Dr. Basem Naeem, Menkes Palestina menyebutkan bahwa korban akibat seragan Israel sejak Sabtu kemarin luasa (27/12) diperkirakan akan meningkat tajam. Apalagi lebih dari 180 luka-luka dalam kondisi parah dan masih ada puluhan syuhada yang tertimbun dalam reruntuhan bangunan yang diserang Israel.

Dalam konferensi persnya Ahad sore kemarin (28/12) ia menegaskan bahwa udara Gaza diselimuti oleh kabut hitam dan pesawat Israel. Sementara bumi Gaza penuh dengan syuhada, korban luka-luka dan kehancuran di sana-sini.

Ia juga menegaskan bahwa telah terjadi penurunan persediaan obat-obatan dan layanan kesehatan yang bekerja di bagian unit gawat darurat. Bahkan ada 105 jenis obat, 225 jenis peralatan kesehatan dan 93 bahan khusus untuk lab semuanya persediannya nol.

Basem menegaskan bahwa 50 persen mobil ambulan tidak bisa dioperasikan karena spearpartnya tidak tersedia karena blokade dan kekurangan bahan bakar. Semuanya terjadi di tengah dunia yang bungkam.

Ia menegaskan, pasukan Israel menyerang lembaga-lembaga dan pusat layanan umum. Bahkan sejak awal yang diserangan adalah lembaga sosial dan rumah-rumah penduduk.

Basem meminta kepada tim kesehatan Arab untuk segera pergi ke Gaza untuk memberikan bantuan kepada rakyat sipil.

Soal sejumlah korban yang dievakuasi keluar Gaza dan pernyataan sejumlah pejabat Arab yang tidak bertanggungjawab, ia menegaskan bahwa evakuasi bisa membahayakan karena kondisi luka sangat hebat. Karenanya, ia mengecam tindakan yang menyebabkan enam orang sipil Palestina yang gugur di Areys, Mesir.

Evakuasi akan dilakukan apalagi kondisi memungkinkan dan mobil ambulan Mesir harus memberikan bantuannya. Namun pihak Mesir menolak hal itu karena pertimbangan politik. Ia menegaskan bahwa sejumlah tim medis Arab siap pergi ke Gaza dan sebagian lagi masih berada di Mesir yang pemerintahannya melarang mereka pergi ke Gaza. Bahkan Mesir juga melarang bantuan medis Arab yang akan disalurkan ke Gaza.

Basem menyampaikan terimakasihnya kepada negara-negara yang memberikan bantuannya terutama Qatar, Saudi, Libia. Ia meminta Mesir agar mempermudah sampainya bantuan ke Gaza dan membuka perlintasan untuk masuknya tim medis.

5 Bersaudara Menjadi Korban Pembantaian Israel di Jabaliya

Sebuah keluarga Palestina Anwar Ba’lusha di kamp pengungsi Jabaliya, wilayah utara Jalur Gaza, dekat masjid Imad Aqil, menjadi korban pembantaian biadab Israel, Ahad (28/12) tengah malam. Sebanyak 5 bocah bersaudara gugur, sementar sisa anggot keluarga lainnya masih di bawah reruntuhan dan di rumah sakit.

Warga setempat mengatakan, rumah keluarga Ba’lusha dihancurkan total di atas kepala penghuninya setelah pesawat tempur F16 Zionis Israel menggempur rumah yang bertuliskan “rumah Imad Aqil”.

Sumber-sumber medis mengatakan, anak-anak keluarga Ba’lusha berada antara meninggal, di rumah sakit atau di bawah reruntuhan, di samping telah kehilangan 5 anaknya secara bersama-sama.

Sumber-sumber medis menyebutkan dua jasad bocah ditemukan. Mereka adalah Sama (gadis berusia 4 tahun), Samar (gadis berusia 14 tahun. Sementara itu dua bocah lainnya dibawa ke rumah sakit, sebelum dikabarkan meninggalnya 5 bocah gadis bersaudara.

Sementara itu sisa anggota keluarga lainnya masih di bawah reruntuhan. Tim medis belum bisa menemukan mereka karena sulitnya lokasi.

http://cache.daylife.com/imageserve/0cRBeo6aaX5pL/610x.jpg
http://cache.daylife.com/imageserve/0dVxaVj99beza/610x.jpg
http://cache.daylife.com/imageserve/02ke8sI2rr1oB/340x.jpg
http://cache.daylife.com/imageserve/0dIM5b74LV3qK/610x.jpg
http://cache.daylife.com/imageserve/0clU1GVcL4bn9/610x.jpg
http://cache.daylife.com/imageserve/0dIM5b74LV3qK/610x.jpg
http://farm4.static.flickr.com/3135/2308984369_b4763051df.jpg?v=0
http://cache.daylife.com/imageserve/08yB9Fq7r11Cr/610x.jpg


Gaza Holocaust! by khawaja.

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DAN ALERGI POLITIK

Mengawali tulisan ini sebenernya penulis bingung enaknya judulnya apa ya?? Tapi terserah saudara-saudara mau memberi judulnya apa namun semoga tulisan ini bermanfaat.

Kamis lalu 25 desember 2008 bertepatan juga dengan hari libur nasional dikarenakan Pengant agama nasrani mengadakan natalan, so saya juga ikut kejiprat liburan heee….alhadulillah setelah bagun dan memikirkan apa yang musti dilakukan dihari libur ini trus beranjak mandi dan sarapan baru deh pegi, rencana awal sih mau liat-liat aja dilingkungan sekitar kali aja ada yang mau bagi-bagi rejeki dan pengalaman setelah muter-muter dikota bosen juga akhirnya kendaraanku melaju kedaerah pertanian menuju kampungku sekeliling jalan dihiasi dengan bentang sawah menghijau dan bukit-bukit yang menjulang tinggi begitu perkasa berdiri disekira sawah-sawah.

Ku terus melaju menyusuri jalan tanpa terasa badan ini cukup lelah mencoba menurunkan speed laju kendaraanku, ku lihat disekellingku selain pemandangan tadi ada baliho-baliho disepanajang jalan ada berbagai macam gambar-gamabar para caleg baik DPRD TK I, DPRD TK II dan juga tinggkat pusat, lengkap dengan berbagai slogan mereka dengan kata-kata indah untuk menyakinkan orang-orang yang melihatnya.

Sungguh indah memang gambar-gambar mereka dihiasi dengan latar belakang yang bermacam-macam baik yang nasionalis, religius, sosial dan ditambah lagi selogan-slogan yang indah menabjubkan, namun dalam benakku terbesit hmmm….apa iya ya, mereka bisa seperti yang mereka tuliskan dibaliho tersebut??? Terlebih lagi masyarakat sudah jenuh dengan zaman ini karena tiap orang bisanya Cuma bicara tanpa ada aplikasi yang jelas pantas saja masyarakat banyak alergi terhadapa pemilihan umum seperti ini karena hal tersebut selain membuat pekerjaan mereka tertunda juga tidak ada yang mereka bisa dapat dari pemilihan tersebut, dari apa yang saya lihat dilapagan rata-rata dari caleg-caleg tersebut tidak mempunyai pengalaman dan pendidikan yang memadai malah ada yang Cuma bermodalkan ijazah SMA mereka sudah bisa ikut menjadi caleg “keren banget tuh anggota dewan kalau jadi kepilih” dari sini saja sudah terlihat bahwa dari pemilihan saja sudah dimulai dengan orang-orang yang belum tentu berkwalitasa atau sama sekali tidak berkwalitas, hmmm…….kira-kira mereka nanti bisa apa ya, ahh…..kali Cuma pendapatku aja ya.

Caleg merupakan lowongan kerja baru buat anak-anak bangsa ini selain menjadi PNS caleg justru posisi yang sangat bergengsi dengan gaji yang cukup bersar trus di lengkapi dengan berbagai fasilitas dan akomodasi yang serbah mudah dan dimudahkan, siapa yang tak tertarik dengan kesempatan ini namun saudara-saudaraku jangan salah bila kesempatan itu diberikan kepadamu maka jalankanlah dengan penuh amanah dan tanggung jawab jangan korbankan hak-hak orang kecil yang telah mengaji anda-anda disana hingga bisa hidup mewah.

Melihat perjalan bangsa yang sudah tercobak-cabik hingga menggangah lebar hingga sulit disebuhkan, ketidak percayaan publik semakin meliuas rakyat tidak lagi bodoh dengan pesan-pesan dan kata-kata indah karena itu akan membuat mereka tambah susah akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada orang-orang kecil yang semakin terhimpit coba anda lihat apa yang bisa dilakukan pemerintah terhadap himpitan ekonomi internasional dan berimbah kedalam negeri yang mempraok-porandakan orang kecil dikampung, harga karet jatuh, harga sawit jatuh, harga pupuk mahal sementara hasil panen murah.
Dari berbagai peristiwa tersebut bagai mana pemerintah bisa meyakinkan publik kalau mereka layak untuk menjadi wakil-wakil dan pemimpin di negeri ini ditengah keraguan yang telah meluas coba kita lihat pada pemilihan guburnur beberapa bulan lalu dikota ini jumlah pemilih yang tidak memberikan haknya mencapai 40% dari suara yang ada itu artinya menunjukan tinggkat kejenuhan rakyat menghadapi banyaknya kegiatan semacam ini tiap tahun atau kah ketidak percayaan rakyat terhadap penyelengara pemerintahan.

Sepertinya haluan hidup kita sudah berubah dengan berkiblatkan uang bukan lagi bagai mana menghargai dan memberikan kebahagian orang lain namun asal tercapai tujuan dan cita-cita sendiri maka itu sudah lebih dari cukup perkara orang mau senang, susah itu urusan mereka “Menyakitkan ya” dari ini semua saya rasa tak ada gunanya MUI ikut-ikut mengurus pemiliu dengan memberikan Fatwa halal haram biar saja masyarakat sendiri yang memilih dan belajar, saya justru takut apabila MUI sering mengeluarkan Fatwa-fatwa justru masyarakat juga memasukan lembaga ini sebagai salah satu penyakit alergi mereka nauzubillah haiminzalik. Pikirkan baik-baik pak mui sebelum bertidak

Dari tulisan ini penulis mencoba sedikit memberikan isi hati mewakili hati orang-orang kecil didaerah dengan sebuah pengharapan semoga ajang pesta demokrasi tahun 2009 mendatang bisa membawa negeri ini kearah yang lebih baik dan bisa meyakinkan rakyat kecil untuk membangun negeri yang indah ini menjadi lebih baik

Kebersamaan dan kesamaan persepsi dalam membangun bangsa sebagai mana layaknya para pendiri bangsa ini dengan bermusyawarah dan mufakat untuk mencapai tujuan bersama

Penulis :
Cyber Name dan Nama Penah
Salendra kms
Mahasiswa Stmik Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau
Semester III Jurusan Sistem Informasi

Siasat setan Menyesatkan Manusia

Dalam sepekan ini ada beberapa kejadian yang menjadi perhatian saya dikantor . yaitu adanya seorang ikhwan/laki-laki dan seorang Akhwat/perempuan yang sering jalan bareng dengan berboncengan pakai motor,

namun yang menjadi perhatian saya adalah karena Pihak dari ikhwannya selain sudah berkeluarga juga dia memahami bahwa etika pergaulan dengan nonmuhrim itu harus ada jarak/hijab..kemudian yang akhwatnya ini belum berkeluarga dan masih kuliah namun dia belum sepenuhnya memahami akan pentingnya jarak/hijab antara ikhwan dan akhwat,

kemudian masalah berikutnya adalah hal ini dapat menyebabkan ketidakharmonisan dalam keluarga sang Ikhwan tersebut..karena sampai-sampai istrinya itu mau minta cerai,..saya mendengar hal itu terkejut dan kaget. Tapi anehnya mengapa sang Ikhwan ini setelah di kasih nasehat tidak mau juga berubah..hal yang sama juga dilakukan oleh sang Akhwat..tapi pernah dalam sepekan itu mereka tidak jalan bareng baik setelah pulang bekerja ataupun dalam contek pekerjaan..

Salah satu alasan sang Ikhwan ini kalau setiap ditanya selalu menjawab..ya saya menganggapnya sebagai adik.jadi ya tidak ada perasaan apapun ( dalam hatisaya ).

Ibnul Qayyim mengatakan tentang asal- usul dosa besar. Yang pertama disebut dengan dosa binatang ternak. Mari kita perhatikan perilaku binatang ternak seperti ayam,kambing, juga sapi dan kuda. apa dosa mereka, apa kerja mereka setiap hari? setiap hari kerja mereka dari makan ke pelampiasan syahwat dan begitu seterusnya, sebagian besar manusia terjebak akan dosa ini. Makanan dan seksual.

Kedua adalah dosa Binatang Ternak dosa seperti ini tidak banyak pelakunya, karena para pelaku dosa ini harus dilengkapi perangkat khusus yang tidak dimilki semua orang, yakni kekuasaan dan kekuatan, kemauan dan keberanian.

Ketiga adalah,Dosa setan. Menipu, memperdaya, memanipulasi. Pekerjaannya membuat makar. Dan dosa satu ini pelakunya membutuhkan kecerdasan diatas rata-rata.

Urutan keempat adalah asal -usul dosa yang paling tinggi.Namanya adalah Dosa kekuasaan para pelakunya suka memperhambah manusia lain dan senang dituhankan. Tapi Ibnul Qayyim mengatakan , jika seseorang sukses melakukan dosa pertama, biasanya dia akan terdorong melakukan dosa kedua.

Inilah adalah dosa-dosa besar membunuh adalah dosa besar.Mencuri adalah besar. Tapi didalam al Qur’an perincian dosa besar ada pada perzinahan.. Kenapa? karena perzinahan adalah dosa basic. Pembunuhan pertama yang terjadi dalam sejarah manusia adalah karena perempuan. Pembunuhan atas nama cinta yang terjadi pada Qabil dan Habil.

Salah satu pekerjaan setan yang utama adalah, membuat dosa tampak logis di depan para pelakunya. Tampak indah dan sangat manusiawi. Setiap kali seseorang melakukan dosa, selalu ada pembenaran yang mendahuluinya.

Inilah pekerjaan setan terhadap kita. Sudah ada jebakan berikutnya yang telah disiapakan namanya ‘Dosa-dosa Kecil’ Setan memperbanyak dosa -dosa kecil. Dia memang tidak berzina tapi melihat edikit bolehlah . Dan Dosa kecil bisa menjadi besar jika dilakukan secara terang-terangan.

Tergoda adalah sifat yang manusiawi yang selalu dihadapi manusia . Tapi menghadapi ketergodaan yang harus menjadi perhatian kita.Bagaimana sikap kita menghadapi ketergodaan yang datang.

Ketahuilah pusat kelemahan kita ada dimana. Yang lemah pada godaan perempuan , jangan pernah jalan sendiri. Selalu dalam jamaah dan kelompok, karena itulah salah satu kontrolnya. Gunakan orang lain untuk mengontrol diri kita. Begitu seterusnya sikap kita pada harta, tahta atau pada kategori godaan lainnya.

Insya Allah dengan beberapa hal tersebut kita akan mampu berada pada posisi stabil dalam kebaikan. Amin

Demi Hidup Lebih Baik

MQ

RESEP HIDUP BAHAGIA

Disusun oleh: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar

Seandainya kita bertanya kepada orang-orang di sekeliling kita dari berbagai agama, bangsa, profesi dan status sosial tentang cita-cita mereka hidup di dunia ini tentu jawaban mereka sama "kami ingin bahagia". Bahagia adalah keinginan dan cita-cita semua orang. Orang mukmin ingin bahagia demikian juga orang kafir pun ingin bahagia. Orang yang berprofesi sebagai pencuri pun ingin bahagia dengan profesinya. Melalui kegiatan menjual diri, seorang pelacur pun ingin bahagia. Meskipun semua orang ingin bahagia, mayoritas manusia tidak mengetahui bahagia yang sebenarnya dan tidak mengetahui cara untuk meraihnya. Meskipun ada sebagian orang merasa gembira dan suka cita saat hidup di dunia akan tetapi kecemasan, kegalauan dan penyesalan itu merusak suka ria yang dirasakan. Sehingga sebagian orang selalu merasakan kekhawatiran mengenai masa depan mereka. Terlebih lagi ketakutan terhadap kematian.

Allah berfirman dalam surat Al Jumu'ah ayat 8:

"Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al Jumu'ah: 8)

Banyak orang yang beranggapan bahwasanya orang-orang barat adalah orang-orang yang hebat. Mereka beranggapan bahwasanya orang-orang barat hidup penuh dengan kebahagiaan, ketenteraman dan ketenangan. Tetapi fakta berbicara lain, realita di lapangan menunjukkan bahwa secara umum orang-orang barat itu hidup penuh dengan penderitaan. Hal ini dikuatkan dengan berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh orang-orang barat sendiri tentang kasus pembunuhan, bunuh diri dan berbagai tindakan kejahatan yang lainnya, namun ada sekelompok manusia yang memahami hakikat kebahagiaan bahkan mereka sudah menempuh jalan untuk mencapainya. Merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah. Mereka memandang kebahagiaan itu terdapat dalam sikap taat kepada Allah dan mendapat ridho-Nya, menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Boleh jadi di antara mereka yang tidak memiliki kebutuhan pokoknya setiap harinya, akan tetapi dia adalah seorang yang benar-benar bahagia dan bergembira bagaikan pemilik dunia dan segala isinya.

Allah berfirman,

"Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Yunus: 58)

Jika mayoritas manusia kebingungan mengenai jalan yang harus ditempuh menuju bahagia maka hal ini tidak pernah dialami oleh seorang mukmin. Bagi seorang mukmin jalan kebahagiaan sudah terpampang jelas di hadapannya. Cita-cita agar mendapatkan kebahagiaan terbesar mendorongnya untuk menghadapi beragam kesulitan.

Terdapat berbagai keterangan dari wahyu Alloh sebagai kabar gembira bagi orang-orang yang beriman bahwasanya dirinya sudah berada di atas jalan yang benar dan tepat Allah berfirman:

"Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa." (QS. Al An'aam: 153)

Jika di antara kita yang bertanya bagaimanakah yang dirasakan bagi orang-orang yang bahagia dan orang-orang yang celaka maka Allah sudah memberikan jawaban dengan firman-Nya:

"Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya." (QS. Hud: 106-108)

Jika di antara kita yang bertanya-tanya bagaimanakah cara untuk menjadi orang yang berbahagia, maka Alloh sudah memberikan jawabannya dengan firman-Nya,

ٌّ"Barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thoha: 123-124)

Dan juga dalam firman-Nya,

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97)

Kebahagiaan seorang mukmin semakin bertambah ketika dia semakin dekat dengan Tuhannya, semakin ikhlas dan mengikuti petunjuk-Nya. Kebahagiaan seorang mukmin semakin berkurang jika hal-hal di atas makin berkurang dari dirinya.

Seorang mukmin sejati itu selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sungguh menakjubkan keadaan orang-orang yang beriman. Sesungguhnya seluruh keadaan orang yang beriman hanya akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya. Demikian itu tidak pernah terjadi kecuali untuk orang-orang yang beriman. Jika dia mendapatkan kesenangan maka dia akan bersyukur dan hal tersebut merupakan kebaikan untuknya. Namun jika dia merasakan kesusahan maka dia akan bersabar dan hal tersebut merupakan kebaikan untuk dirinya." (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Inilah yang merupakan puncak dari kebahagiaan. Kebahagiaan adalah suatu hal yang abstrak, tidak bisa dilihat dengan mata, tidak bisa diukur dengan angka-angka tertentu dan tidak bisa dibeli dengan rupiah maupun dolar. Kebahagiaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seorang manusia dalam dirinya. Hati yang tenang, dada yang lapang dan jiwa yang tidak dirundung malang, itulah kebahagiaan. Bahagia itu muncul dari dalam diri seseorang dan tidak bisa didatangkan dari luar.

Tanda Kebahagiaan

Imam Ibnu Al Qoyyim mengatakan bahwa tanda kebahagiaan itu ada 3 hal. 3 hal tersebut adalah bersyukur ketika mendapatkan nikmat, bersabar ketika mendapatkan cobaan dan bertaubat ketika melakukan kesalahan. Beliau mengatakan: sesungguhnya 3 hal ini merupakan tanda kebahagiaan seorang hamba dan tanda keberuntungannya di dunia dan di akhirat. Seorang hamba sama sekali tidak pernah bisa terlepas dari 3 hal tersebut:

1. Syukur ketika mendapatkan nikmat.

Seorang manusia selalu berada dalam nikmat-nikmat Allah. Meskipun demikian, ternyata hanya orang berimanlah yang menyadari adanya nikmat-nikmat tersebut dan merasa bahagia dengannya. Karena hanya merekalah yang mensyukuri nikmat, mengakui adanya nikmat dan menyanjung Zat yang menganugerahkannya. Syukur dibangun di atas 5 prinsip pokok:

1. Ketundukan orang yang bersyukur terhadap yang memberi nikmat.
2. Rasa cinta terhadap yang memberi nikmat.
3. Mengakui adanya nikmat yang diberikan.
4. Memuji orang yang memberi nikmat karena nikmat yang dia berikan.
5. Tidak menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang tidak disukai oleh yang memberi nikmat.

Siapa saja yang menjalankan lima prinsip di atas akan merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, jika lima prinsip di atas tidak dilaksanakan dengan sempurna maka akan menyebabkan kesengsaraan selamanya.

2. Sabar ketika mendapat cobaan.

Dalam hidup ini di samping ada nikmat yang harus disyukuri, juga ada berbagai ujian dari Allah dan kita wajib bersabar ketika menghadapinya. Ada tiga rukun sabar yang harus dipenuhi supaya kita bisa disebut orang yang benar-benar bersabar.

1. Menahan hati untuk tidak merasa marah terhadap ketentuan Allah.
2. Menahan lisan untuk tidak mengadu kepada makhluk.
3. Menahan anggota tubuh untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak di benarkan ketika terjadi musibah, seperti menampar pipi, merobek baju dan sebagainya.

Inilah tiga rukun kesabaran, jika kita mampu melaksanakannya dengan benar maka cobaan akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.

3. Bertaubat ketika melakukan kesalahan.

Jika Allah menghendaki seorang hamba untuk mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat, maka Allah akan memberikan taufik kepada dirinya untuk bertaubat, merendahkan diri di hadapan-Nya dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, ada seorang ulama salaf mengatakan: "Ada seorang yang berbuat maksiat tetapi malah menjadi sebab orang tersebut masuk surga. Ada juga orang yang berbuat kebaikan namun menjadi sebab masuk neraka." Banyak orang bertanya kepada beliau, bagaimana mungkin hal tersebut bisa terjadi?, lantas beliau menjelaskan: "Ada seorang yang berbuat dosa, lalu dosa tersebut selalu terbayang dalam benaknya. Dia selalu menangis, menyesal dan malu kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Hatinya selalu sedih karena memikirkan dosa-dosa tersebut. Dosa seperti inilah yang menyebabkan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan. Dosa seperti itu lebih bermanfaat dari berbagai bentuk ketaatan, Karena dosa tersebut menimbulkan berbagai hal yang menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba. Sebaliknya ada juga yang berbuat kebaikan, akan tetapi kebaikan ini selalu dia sebut-sebut di hadapan Allah. Orang tersebut akhirnya menjadi sombong dan mengagumi dirinya sendiri disebabkan kebaikan yang dia lakukan. Orang tersebut selalu mengatakan 'saya sudah berbuat demikian dan demikian'. Ternyata kebaikan yang dia kerjakan menyebabkan timbulnya 'ujub, sombong, membanggakan diri dan merendahkan orang lain. Hal-hal ini merupakan sebab kesengsaraan seorang hamba. Jika Allah masih menginginkan kebaikan orang tersebut, maka Allah akan memberikan cobaan kepada orang tersebut untuk menghilangkan kesombongan yang ada pada dirinya. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah biarkan orang tersebut terus menerus pada kesombongan dan 'ujub. Jika ini terjadi, maka kehancuran sudah berada di hadapan mata."

Al Hasan al-Bashri mengatakan, "Carilah kenikmatan dan kebahagiaan dalam tiga hal, dalam sholat, berzikir dan membaca Al Quran, jika kalian dapatkan maka itulah yang diinginkan, jika tidak kalian dapatkan dalam tiga hal itu maka sadarilah bahwa pintu kebahagiaan sudah tertutup bagimu."

Malik bin Dinar mengatakan, "Tidak ada kelezatan selezat mengingat Allah."

Ada ulama salaf yang mengatakan, "Pada malam hari orang-orang gemar sholat malam itu merasakan kelezatan yang lebih daripada kelezatan yang dirasakan oleh orang yang bergelimang dalam hal yang sia-sia. Seandainya bukan karena adanya waktu malam tentu aku tidak ingin hidup lebih lama di dunia ini."

Ulama' salaf yang lain mengatakan, "Aku berusaha memaksa diriku untuk bisa sholat malam selama setahun lamanya dan aku bisa melihat usahaku ini yaitu mudah bangun malam selama 20 tahun lamanya."

Ulama salaf yang lain mengatakan, "Sejak 40 tahun lamanya aku merasakan tidak ada yang mengganggu perasaanku melainkan berakhirnya waktu malam dengan terbitnya fajar."

Ibrahim bin Adham mengatakan, "Seandainya para raja dan para pangeran mengetahui bagaimana kebahagiaan dan kenikmatan tentu mereka akan berusaha merebutnya dari kami dengan memukuli kami dengan pedang." Ada ulama salaf yang lain mengatakan, "Pada suatu waktu pernah terlintas dalam hatiku, sesungguhnya jika penghuni surga semisal yang kurasakan saat ini tentu mereka dalam kehidupan yang menyenangkan."

Imam Ibnul Qoyyim bercerita bahwa, "Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: 'Sesungguhnya dalam dunia ini ada surga. Barang siapa belum pernah memasukinya maka dia tidak akan memasuki surga diakhirat kelak.'" Wallahu a'laam.

(Diterjemahkan dengan bebas dari As Sa'adah, Haqiqatuha shuwaruha wa asbabu tah-shiliha, cet. Dar. Al Wathan)

(Makalah Studi Islam Intensif 2005)

***
www.muslim.or.id

Heart Of A littel boy

Buat ku hari ini blh jadi bukan milik ku namun bukan berarti hari esok ngk bisa kita raih karena allah menciptakan segalanya sesuatunya untuk kita dan setiap kejadian yg kita alami hari ini adalah demi memeperbaiki diri agar lebih baik lagi setiap kejadian senang dan ngk menyenakan adalah memebentuk kepribadian kita karena kita ngk tau ada rahisa apa dibalik semua kejadian tersebut

saya masa2 smp dan sma rasanya banyak hal yg dapat saya pelajari dari setiap kejadian yang dibalik itu semua ada sesuatu yg menyenagkan dikala kita mampu mengatasi masalah2 yg kita hadapi saya jadi sedikit tau ohhh ini seni hidup setiap nikmat yg saya rasakan pasti ada ujian yg lebih lagi darinya jd ku harus siap agar ngk kaget dan tetap diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapinya

kita ngk bisa layaknya orang lain yg pny segalanya tp buka berarti kita ngk bisa lebih maju dari mereka donk

ngk bisa kulia layaknya orang lain bukan berarti kita ngk bisa pny pengetahuan sebab segala sesusatu yg ada sudah menjadi kadarnya masing tp kita juga harus usaha dlu, kenapa sih orang bisa gitu kok kita ngk, gmn caranya kita supaya kita setidak-tidaknya ngk ketinggalanlah dari mereka gitu

buat temen yg patah hati dan hilang kebranian juga pesimistis

jangan dong kita masih mudah nih ngapaiin lama2 mikirin yg ngk ada ujungnya mending cari solusinya dan kerjakan apa yg bisa dikerjakan

sorry ya bukan saya sok aksi nih tp apa sih yg ngk bisa

In this world has nothing difficult if we want to be success who ever seriosly he will get

NB: ini tulisanku 2 tahun lalu heee lupa dipost (mei,2006)

Urgensi dan Kedudukan Hati Bagi Seorang Muslim

Sesungguhnya topik yang berkaitan dengan hati merupakan perkara yang sangat penting, dinamakan hati (al-qolbu) karena proses perubahannya yang sedemikian cepat. Rosululloh bersabda:
إِنَّمَا سُمِّيَ الْقَلْبُ مِنْ تَقَلُّبِهِ.
“Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.” (HR. Ahmad)

Di tempat yang lain Rosululloh bersabda:
مَثَلُ الْقَلْبِ كَمَثَلِ رِيْشَةٍ بِأَرْضٍ فَلَاةٍ تَقْلِبُهَا الرِّيْحُ ظَهْرَا لْبَاطِنِ.
“Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim)

Sungguhpun begitu, Alloh Maha Besar, Dia mampu mengubah dan menguasai hati-hati manusia sebagaimana sabda Rosululloh :
إِنَّ قُلُوْبَ بَنِيْ آدَمَ كُلُّهَا بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمٰنِ لِقَلْبٍ وَاحِدٍ يَصْرِفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ.
“Sesungguhnya hati-hati anak Adam berada di antara dua jari-jari Alloh layaknya satu hati, Dia mengubah menurut kehendak-Nya.” (HR. Muslim)

Kemudian Rosululloh melanjutkan sabda beliau:
اَللّٰهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.
“Ya Alloh, Dzat yang membolak-balikkan hati, condongkanlah hati kami untuk selalu taat kepada-Mu.” (HR. Muslim)

Bahwa keselamatan dan kesengsaraan hamba, keberhasilan atau kegagalannya bahkan masuknya ke dalam surga atau neraka, berhubungan erat dengan baik atau tidaknya hati, sehat atau sakitnya hati, dalam hal ini Alloh berfirman:

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. asy-Syams [91]: 9–10)

Kemudian Rosululloh bersabda:
اَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ اَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ.
“Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhori)

Diagnosa Penyakit Hati

Berikut ini kita akan sebutkan beberapa perbuatan yang bisa kita jadikan indikasi untuk mendiagnosa terjadinya rusaknya hati atau penyakit-penyakit hati:
1. Melakukan kedurhakaan dan dosa
Di antara manusia ada yang melakukan kedurhakaan terus-menerus dalam satu jenis perbuatan. Ada pula yang melakukan dalam beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan, padahal Rosululloh bersabda:
كُلُّ أُمَّةٍ مُعَافَى إِلَّا الْـمُجَاهِرِيْنَ.
“Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhori)

2. Merasakan adanya kekasaran dan kekakuan hati, seakan-akan batu keras yang tidak bisa dipengaruhi oleh sesuatu pun.
Alloh berfirman:

Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi…. (QS. al-Baqoroh [2]: 74)

3. Tidak tekun dalam beribadah, tidak memperhatikan dengan seksama setiap ucapan atau perbuatan yang dilakukannya dalam beribadah baik dalam sholat, dalam berdo’a, dan yang lainnya.
Rosululloh bersabda:
لَا يُقْبَلُ دُعَاءٌ مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ.
“Tidaklah diterima do’a dari hati yang lalai dan tidak ada kesungguhan.” (HR. Tirmidzi)

4. Malas dalam melaksanakan ketaatan dan peribadahan, kalaupun beribadah maka dilakukan hanya sekedar ibadah yang kosong dari makna dan tidak ada ruh di dalamnya.
Sebagaimana yang disebutkan oleh Alloh:

… dan apabila berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas…. (QS. an-Nisa’ [4]: 142)

Masuk dalam kategori ini ialah perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari perbuatan tersebut atau meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk melakukannya. Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu, atau menunda-nunda haji padahal sudah ada padanya kemampuan untuk melaksanakan.

5. Perasaan gelisah dan susah hanya karena adanya masalah-masalah yang remeh yang didapatinya
Rosululloh mendefinisikan keimanan adalah:
اَلْإِيْمَانُ: اَلصَّبْرُ وَالسَّمَاحَةُ.
“Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan di dada (tidak gampang gelisah).”

6. Tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat al-Qur’an yang dibacanya, tidak pula oleh janji, ancaman, perintah, larangan, dan lain-lain

7. Lalai dalam berdzikir dan tidak berdo’a kepada Alloh.

Alloh berfirman (ketika menyifati orang-orang munafik:

… dan tidaklah mereka menyebut Alloh kecuali sedikit sekali. (QS. an-Nisa’ [4]: 142)

8. Tidak ada perasaan marah jika ada pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Alloh.
Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak menyuruh kepada yang ma’ruf, tidak pula mencegah dari yang mungkar. Pada puncaknya, dia tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar. Segala urusan dianggap sama.

9. Gila kehormatan dan publikasi/popularitas
Termasuk di dalamnya, gila terhadap kedudukan ingin tampil sebagai pemimpin yang menonjol dan tidak dibarengi dengan kemampuan yang semestinya.
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Sesunguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemiminan dan hal ini akan menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR. Bukhori)

10. Bakhil dan kikir terhadap harta yang dimilikinya
Alloh memuji orang-orang Anshor dengan firman-Nya:

… dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. al-Hasyr [59]: 9)

Rosululloh bahkan bersabda :
لَا يَجْتَمِعُ الشُّحُّ وَ الْإِيْمَانُ فِيْ قَلْبِ عَبْدٍ أَبَدًا.
“Tidaklah berkumpul pada hati seorang hamba selama-lamanya sifat kikir dan keimanan.” (HR. Nasai)

11. Suka mengatakan apa yang tidak dilakukan
Padahal penyakit ini yang menjadikan binasanya umat terdahulu. Alloh berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. ash-Shof [61]: 2–3)

12. Senang dan gembira di atas penderitaan saudara-saudaranya sesama muslim yang mengalami kegagalan, merugi, atau mendapatkan musibah

13. Hanya pandai menilai kadar dosa yang dilakukannya dan tidak kepada siapa dosa itu dilakukan

14. Tidak peduli terhadap penderitaan kaum muslimin
Padahal Rosululloh bersabda:
الْـمُؤْمِنُ مِنْ أَهْلِ الْإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ، يَأْلَمُ الْـمُؤْمِنُ لِأَهْلِ الْإِيْمَانِ كَمَا يَأْلَمُ الْجَسَدُ لِـمَا فِي الرَّأْسِ.
“Sesungguhnya seorang mu’min terhadap mu’min yang lain laksana kepala dari sebagian badan. Orang mu’min akan menderita karena orang-orang mu’min yang lain sebagaimana badan ikut menderita karena keadaan di kepala.” (HR. Ahmad)

15. Gampang memutuskan tali persaudaraan, tidak merasa tergugah tanggung jawabnya untuk beramal demi kepentingan kaum muslimin

16. Suka berbantah-bantahan dan berdebat yang justru membuat hati keras dan kaku
Rosululloh bersabda:
مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوْا عَلَيْهِ إِلَّا أُوْتُوا الْجَدَلَ.
“Tidaklah segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan.” (HR. Ahmad)

17. Sibuk dalam perkara keduniaan semata

18. Berlebih-lebihan dalam masalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain
Rosululloh bersabda:
إِيَّاكَ وَالتَّنَعُّمُ فَإِنَّ عِبَادَ اللّٰـهِ لَيْسُوْا بِالْـمُتَنَعِّمِيْنَ.
“Jauhilah berlebih-lebihan, karena hamba-hamba Alloh bukanlah orang-orang yang hidup berlebih-lebihan.” (HR. Abu Nu’aim)

19. dan lain-lain

Terapi Penyembuhan
Itulah beberapa fenomena dari hati yang berpenyakit. Selanjutnya kita berusaha untuk mencari terapi dari penyakit-penyakit di atas.
Rosululloh menggambarkan dalam salah satu sabda beliau bahwa keimanan seorang hamba diibaratkan sebagai pakaian yang dibutuhkan untuk diperbaharui setiap saat. Di tempat yang lain, beliau menggambarkan keimanan adalah ibarat menatap bulan, terkadang bercahaya terkadang gelap, manakala bulan tersebut tertutup oleh awan maka hilanglah sinar dari rembulan tersebut, ketika gumpalan-gumpalan awan menghilang maka nampak kembali cahaya bulan tersebut.
Kemudian, yang terpenting bagi seseorang ketika dia berusaha mengobati penyakit hatinya maka dia harus meyakini terlebih dahulu bahwa keimanan seseorang terkadang bertambah terkadang berkurang sebagaimana firman Alloh :

… supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)…. (QS. al-Fath [48]: 4)

Juga sebagaimana sabda Nabi :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذٰلِكَ أَضْعَفُ الْإِيْمَانِ.
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhori)

Sebelum melangkah lebih jauh dalam mengupas penyembuhan dari penyakit-penyakit hati tersebut, ada baiknya kita sampaikan bahwa tidak sedikit orang mencari penyembuhan secara eksternal; dengan cara itu mereka berharap bersandar kepada orang lain, padahal dia sendirilah yang mampu untuk mencari penyembuhan bagi dirinya.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seorang muslim sebagai upaya penyembuhan penyakit hati yang dideritanya:
1. Membaca dan menyimak al-Qur’an
Alloh telah memastikan bahwa al-Qur’an adalah penawar dari penyakit, penerang dan cahaya bagi hamba Alloh yang dikehendaki-Nya. Firman Alloh :

Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rohmat bagi orang-orang yang beriman…. (QS. al-Isro’ [17: 82)

2. Merasakan keagungan Alloh
Di samping itu, seorang muslim juga harus mengetahui Nama-nama dan Sifat-sifat Alloh serta memikirkan makna-maknanya. Banyak dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah yang mengungkap tentang keagungan Alloh. Jika seorang muslim memperhatikan nash-nash tersebut, niscaya akan bergetar hatinya dan jiwanya akan tunduk kepada Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui sebagaimana firman Alloh :

Dan pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. al-An'am [6]: 59)

3. Mencari dan mempelajari ilmu agama
Yaitu ilmu yang bisa menghasilkan rasa takut kepada Alloh dan menambah nilai keimanannya. Tidak akan sama keadaan orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui.

4. Banyak berdzikir kepada Alloh
Dengan berdzikir kepada Alloh keimanan bertambah, rohmat Alloh datang, hati tenteram, para malaikat datang mengelilingi mereka, dosa-dosa mereka terampuni. Rosululloh bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, andaikata kamu tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam berdzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas tempat tidurmu dan tatkala dalam perjalanan.” (HR. Muslim)

5. Memperbanyak amal sholih
Dengan beberapa bentuk, di antaranya:
• Sesegera mungkin melaksanakan amal sholih
• Melaksanakan amal sholih secara terus-menerus
• Tidak gampang bosan dan capai dalam melaksanakannya
• Mengulang beberapa amal sholih yang terlupakan
• Senantiasa berharap apa yang dilakukannya diterima oleh Alloh

6. Banyak melakukan berbagai macam ibadah
Di antara rohmat Alloh ialah dengan diberikan-Nya beberapa macam peribadatan, sebagiannya berbentuk fisik seperti sholat, sebagiannya berbentuk materi seperti zakat, sebagiannya berbentuk lisan seperti dzikir dan do’a. Bahkan satu jenis ibadah bisa dibagi kepada wajib, sunnah, dan anjuran. Yang wajib pun terkadang terbagi kepada beberapa bagian. Berbagai jenis ibadah ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai penyembuh dari penyakit hati atau lemahnya keimanan.

7. Takut meninggal dunia dalam keadaan su’ul khotimah
Rasa takut seperti ini dapat mendorong seorang muslim untuk taat dan selalu memperbarui keimanannya.

8. Banyak mengingat mati
Rosululloh bersabda:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَاتِ يَعْنِيْ الْـمَوْتَ.
“Perbanyaklah mengingat penebas segala kelezatan, yakni kematian.” (HR. Tirmidzi)
Di antara cara yang efektif untuk mengingatkan seseorang terhadap kematian ialah dengan berziarah kubur, mengunjungi orang sakit, mengiringkan jenazah, dan lain-lain.

9. Selalu ingat hari akhir
Masuk di dalamnya berbagai kejadian-kejadian di hari kiamat seperti hari kebangkitan, berkumpul di padang mahsyar, hisab, pahala, timbangan, jembatan, qishosh, syafa’at, tempat tinggal yang abadi yaitu surga dengan segala kenikmatannya dan neraka dengan segala kepedihannya.

10. Berinteraksi dengan firman-firman Alloh yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa alam

11. Bermunajat kepada Alloh dan pasrah kepada-Nya
Rosululloh bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثَرُوا الدُّعَاءَ.
“Saat seseorang paling dekat kepada Alloh ialah tatkala dia melakukan sujud, maka perbanyaklah do’a.”

12. Tidak berangan-angan yang terlalu muluk dalam perkara keduniaan

13. Memikirkan kehinaan duniawi
Rosululloh bersabda:
إِنَّ مَطْعَمَ ابْنِ آدَمَ قَدْ ضُرِبَ لِدُنْيَا مَثَلًا، فَانْظُرْ مَا يَخْرُجُ مِنْ ابْنِ آدَمَ وَإِنَّ فَزْحَهُ وَمِلْحَهُ قَدْ عُلِمَ إِلَى مَا يَصِيْرُ.
“Sesungguhnya makanan anak Adam bisa dijadikan sebagai perumpamaan dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak Adam, sesungguhnya apa yang dimakannya sudah bisa diketahui akan menjadi apakah dia.” (HR. Thobroni)

14. Mengagungkan hal-hal yang mulia di sisi Alloh
Termasuk di dalamnya mengagungkan tempat-tempat suci, tidak menganggap kecil dosa-dosa.

15. Banyak melakukan ibadah-ibadah hati
Seperti cinta kepada Alloh, berharap kepada-Nya, berbaik sangka dan bertawakkal kepada-Nya, ridho terhadap qodho-Nya, bersyukur terhadap nikmat-nikmat-Nya, dan sebagainya.

16. Banyak menghisab diri sendiri
Alloh berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)…. (QS. al-Hasyr [59]: 18)

17. Puncak dari semua yang tersebut di atas adalah berdo’a agar Alloh selalu menjaga keimanannya

Ya Alloh, kami memohon dengan Asma’ (Nama-nama) dan Sifat-sifat-Mu yang Tinggi agar Engkau berkenan memperbarui iman di dalam hati kami dan keluarga kami. Ya Alloh, jadikanlah iman sebagai kunci dan hiasan di hati kami, jadikanlah kami benci terhadap kekufuran, jadikan kami termasuk orang yang mendapat petunjuk. Amiin. ..

sumber :http://cambuk-hati.web.id

Jawaban Sederhana Penuh Makna

Oleh : Dede Farhan Aulawi

Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus
tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang
sedang belajar menggambar peta, juga mewarnai. Hujan rintik - rintik
selalu menyertai di setiap sore di musim hujan ini. Di kala tangan sedikit
berlumuran tanah kotor,…terdengar suara tek…tekk.. .tek…suara tukang
bakso dorong lewat.

Sambil menyeka keringat…, ku hentikan tukang bakso itu dan memesan
beberapa mangkok bakso setelah menanyakan anak - anak, siapa yang mau
bakso ?

“Mauuuuuuuuu. ..”, secara serempak dan kompak anak - anak asuhku menjawab.

Selesai makan bakso, lalu saya membayarnya. …
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini ketika saya
membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu
disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas kue
semacam kencleng. Lalu aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.
“Mang kalo boleh tahu, kenapa uang - uang itu Emang pisahkan ? Barangkali
ada tujuan ?”

“Iya pak, Emang sudah memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang
sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, Emang hanya
ingin memisahkan mana yang menjadi hak Emang, mana yang menjadi hak Orang
lain / tempat ibadah, dan mana yang menjadi hak cita - cita penyempurnaan
iman “.

“Maksudnya.. .?”, saya melanjutkan bertanya.

“Iya Pak, kan agama dan Tuhan menganjurkan kita agar bisa berbagi dengan
sesama. Emang membagi 3, dengan pembagian sebagai berikut :

1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup
sehari - hari Emang dan keluarga.

2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq/sedekah, atau untuk
melaksanakan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi
tukang bakso, Emang selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya
yang ukuran sedang saja.

3. Uang yang masuk ke kencleng, karena emang ingin menyempurnakan agama
yang Emang pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang mampu,
untuk melaksanakan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang
besar. Maka Emang berdiskusi dengan istri dan istri menyetujui bahwa di
setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini, Emang harus menyisihkan
sebagian penghasilan sebagai tabungan haji. Dan insya Allah selama 17
tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi Emang dan istri akan melaksanakan
ibadah haji.

Hatiku sangat…sangat tersentuh mendengar jawaban itu. Sungguh sebuah
jawaban sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang memiliki
nasib sedikit lebih baik dari si emang tukang bakso tersebut, belum tentu
memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti itu. Dan seringkali
berlindung di balik tidak mampu atau belum ada rejeki. Terus saya
melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut :
“Iya memang bagus…,tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang
mampu, termasuk memiliki kemampuan dalam biaya….”.

Iya menjawab, ” Itulah sebabnya Pak. Emang justru malu kalau bicara soal
mampu atau tidak mampu ini. Karena definisi mampu bukan hak pak RT atau
pak RW, bukan hak pak Camat ataupun MUI. Definisi “mampu” adalah sebuah
definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri.
Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka
mungkin selamanya kita akan menjadi manusia tidak mampu. Sebaliknya kalau
kita mendefinisikan diri sendiri, “mampu”, maka insya Allah dengan segala
kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita”.

“Masya Allah…, sebuah jawaban elegan dari seorang tukang bakso”.

Sahabat….
Cerita ini sangat sederhana. Semoga memberi hikmah terbaik bagi kehidupan
kita. Amin

Mengapa dan untuk apa kita ada?

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Pernahkah kita merenungkan mengapa kita ada? Mengapa kita hidup di dunia ini?
Apakah kerena keinginan dan rencana-rencana kita sehingga kita ada? Tidak, kita tidak mungkin dapat menginginkan dan merencanakan karena kita belum ada.
Lalu, apakah karena keinginan dan rencana kedua orang tua kita? Bukan juga, berapa banyak pasangan suami istri yang menginginkan dikarunia anak tetapi belum juga diberi. Adanya kita bukan atas kehendak kita, bukan juga karena kehendak orang tua kita, lantas atas kehendak siapa?

Allah ta’ala menjelaskan dalam Al-Quran yang mulia

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاء إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّى وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِن بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya” (Al-Hajj: 5)

Ya, adanya kita, adanya manusia, adanya jin, adanya alam semesta ini karena kehendak dan rencana Allah. Lantas, adanya kita tentu bukan karena Allah kurang kerjaan, iseng, atau hanya main-main saja, Allah menegaskan hal ini sebagaimana firman-Nya

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاء وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ

“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main” (Al-Anbiya: 16)

Allah menerangkan bahwa Dia ingin menguji para hamba-Nya, siapa yang taat dan siapa yang durhaka, jadi kehidupan di dunia kita adalah untuk ujian! Sadarkah kita? Mengapa kalau UAN, kalau SPMB, begitu disiapkan dengan betul, sementara ujian yang paling besar terkadang kita lupa, atau pura-pura lupa, atau yang lebih parah lagi kelau kita tidak tau bahwa hidup kita untuk diuji! Mereka hidup seperti binatang, mereka hanya mengenyangkan perut dan apa yang di bawahnya, mengumpulkan harta, berbangga-bangga dengan dunia, lalu mati! Allah menjelaskan

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“[Dialah Allah] Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Al-Mulk:2)

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Betul bahwa kehidupan adalah ujian kita, Allah akan menguji kebaikan amalan kita. Mengapa Allah tidak mengatakan yang paling banyak amalnya? tetapi Allah mengatakan yang paling baik amalnya. Dijelaskan oleh Fudhail bin Iyadh bahwa yang paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas dan yang paling sesuai dengan contoh karena amalan tidak akan diterima kecuali ikhlas karena Allah dan sesuai dengan contoh Nabi shalallahu’alaihi wa sallam. Kalau begitu, penting sekali seseorang harus ngaji, harus belajar ilmu syar’i karena tidak mungkin kita mengetahui materi ujian, mengetahui apa-apa yang dilarang dan apa-apa yang diperintahkan kecuali dengan menuntut ilmu syar’i. Bagaimana kalau seseorang ikut ujian tetapi tidak mau tahu materi ujiannya?

Surga dan Neraka, yakinkah kita?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Mengapa beberapa waktu yang lalu ketika diskusi tentang poligami, kita begitu yakin dan bersemangat membela ayat-ayat Al-Quran dan hadits Nabi tentang syariat poligami; mengapa ketika diskusi tentang Ahmadiyah, kita begitu lantang mengatakan bahwa dalam surat Al-Ahzab ayat 40: “Khootaman Nabiyyin” maknanya adalah penutup para Nabi, tetapi,…mengapa kita jarang mengungkit-ungkit ayat dan hadits tentang surga dan neraka? Apakah kita lupa atau pura-pura lupa sehingga topik ini jarang kita pelajari?

Seringkali kita lupa diri, tidak tahu diri, sehingga kita lupa dengan tujuan hidup ini, yakni ujian! Untuk mengingatkan kembali untuk apa kita di dunia ini, saya bawakan hadits-hadits tentang surga dan neraka

Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bersabda
“Surga dan neraka telah diperlihatkan kepadaku, maka aku belum pernah memandang hari yang lebih banyak mengandung kebaikan sekaligus keburukan daripada hari ini. Kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis” Anas bin Malik melanjutkan, “Tidak ada hari setelah itu yang lebih berat bagi para Sahabat dibandingkan dengan hari tersebut. Pada hari itu, mereka semua menutup kepalanya sambil terisak-isak karena tangisan” (HR Bukhari dan Muslim)

Bagaimana saudaraku? Apakah hatimu tergetar mendengar hadits ini? Kalau seandainya tidak, maka engkau adalah manusia yang sangat perlu untuk dikasihani, bagaimana tidak? Para sahabat yang jiwa, raga dan hartanya telah mereka curahkan untuk membela dan memperjuangkan Islam, dengan ketakwaannya mereka adalah manusia yang sangat takut kalau-kalau akhir kehidupan mereka di neraka. Sementara kita….? Apa yang telah kita persiapkan? Apa yang telah kita berikan untuk Islam dan kaum muslimin? Mereka dihina, dimusuhi, dilempari, diusir dari kampung halaman, disiksa seperti Bilal, lantas…pernahkah kita mengalami hal seperti itu?

Dalam riwayat lain disebutkan:
“Demi Allah, kalau kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit bersenang-senang dan banyak menangis, dan kalian juga tidak akan bersenang-senang terus di atas ranjang dengan istri kalian, lalu kalian akan keluar menuju ke pegunungan (tempat menyepi) untuk beribadah kepada Allah” Abu Dzar berkata, “Sampai-sampai aku menginginkan kalau diriku hanyalah pohon yang tumbang” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang hasan)

Begitulah, begitu mengerikannya ketika kita dihisab di akhirat, hanya ada 2 pilihan, surga atau neraka, sampai-sampai Abu Dzar, seorang sahabat Nabi yang keimanan dan amalnya tidak kita ragukan, membela Nabi, membela Islam…, beliau kalau diminta memilih daripada dihisab, beliau memilih menjadi sebatang pohon karena pohon tidak ada beban yang harus dipertanggungjawabkan. Bagaimana dengan kita? Apa yang sudah kita siapkan untuk hari perhitungan nanti? Apakah kita sudah menyiapkan amalan-amalan kebaikan? Apakah kita sudah berprinsip bahwa “waktu adalah ibadah”, atau malah selama ini kita hanya membuang-buang waktu dengan sesuatu yang kurang bermanfaat atau bahkan diisi dengan dosa dan kemaksiatan?!

Allah menjanjikan bagi hambanya yang taat akan diberi balasan yang tiada taranya di Surga kelak. Surga merupakan tempat yang tidak ada di dalamnya kecuali kenikmatan, dan kenikmatan yang paling nikmat adalah melihat wajah Allah, dzat yang selama ini kita bergantung kepadanya, dzat yang ketika kita sakit kita memohon kepada-Nya agar disembuhkan, dzat yang ketika kita kekurangan kita memohon kepadanya, dzat yang apabila kita mendapat nikmat kita bersyukur kepada-Nya, dzat yang selalu kita mohon kebaikan-kebaikan kepada-Nya.

Kita adalah perantau …
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Bayangkan jika kita dalam sebuah perjalanan untuk menuju suatu pulau-kampung halaman kita. Kemudian dalam perjalanan melewati sebuah pulau kecil, nahkoda memerintahkan agar para penumpang singgah 3 hari untuk mengumpulkan bekal berupa makanan dan minuman. Kemudian kita masuk hutan untuk mengumpulkan bekal. Setiap penumpang bertanggung jawab masing-masing dan tidak dapat saling berbagi bekal, nafsi..nafsi. Semuanya memikirkan keselamatan masing-masing karena begitu berat perjalanan bahkan seorang bapak tidak mungkin mau berbagi bekal dengan istri dan anak-anaknya, seorang ibu juga tidak akan mau berbagi bekal kepada anaknya, masing-masing sangat membutuhkan bekal tersebut untuk keselamatannya.

Apa yang akan engkau lakukan dalam 3 hari tersebut? Tentu engkau akan memanfaatkan waktu yang hanya 3 hari untuk mencari makanan, mencari buah-buahan dan air segar untuk bekal perjalanan karena perjalanan masih jauh. Tetapi tidak semua seperti itu saudaraku, banyak diantara mereka malah bersenang-senang di pulau kecil tersebut, membuat rumah bahkan ditingkat, bersenang-senang sampai lupa bahwa mereka akan kembali melanjutkan perjalanan sehingga harus mengumpulkan bekal yang cukup untuk sampai ke pulau kampung asal kita. Ketika nahkoda mengumumkan agar semua penumpang naik ke kapal karena perjalanan akan dilanjutkan, apa yang terjadi? Sebagian penumpang mengumpulkan bekal yang cukup, sebagian hanya sedikit saja, dan sebagian lagi lupa untuk pulang ke kampung halaman-mereka malah bersenang-senang di pulau tersebut, membuat rumah bertingkat, membuat sawah yang luas, beternak binatang dan lain sebagainya. Orang yang mengumpulkan bekal cukup maka akan sampai ke kampung asal dengan selamat, orang yang mengumpulkan bekal sedikit akan sakit-sakitan di perjalanan bahkan bisa jadi meinggal dunia, adapun orang yang lupa akan perjalanan akan tinggal dipulau kecil tersebut dan tidak akan pernah kembali ke kampung asalnya. Kemudian tersiar kabar bahwa Pulau kecil tersebut ternyata pada hari ke 7 sudah hilang tersapu tsunami!

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Hakikatnya kita semua adalah perantau, kita hanya singgah sebentar di dunia ini. Ingatlah saudaraku, kampung halaman kita adalah di Surga, kakek moyang kita asalnya tinggal di surga. Bukankah Adam ‘alaihissalam asalnya tinggal di surga? Kalau kita tidak dapat pulang ke surga, berarti kita telah terlena seperti penumpang yang bersenang-senang dipulau kecil tersebut.

Saudaraku, saya sampaikan wasiat yang wasiat ini juga merupakan wasiat Nabi shalallahu’alaihi wa sallam dan Sahabatnya yang mulia, Ibnu Umar radhiallahu’anhuma

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمنْكبيَّ فَقَالَ: (كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ) وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلا تَنْتَظِرِ المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لمَوْتِكَ

Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, ia berkata:
“Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah memegang pundakku, lalu bersabda, ‘Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pegembara’. Ibnu Umar radhiallahu’anhuma berkata, “Apabila kamu berada pada waktu sore janganlah kamu menunggu pagi hari, dan jika kamu berada pada waktu pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan manfaatkanlah hidupmu sebelum datang kematianmu’ (HR. Bukhari, Hadits Arbain An-Nawawiyah No.40)

Demikianlah wasiat Nabi shalallahu’alaihi wa sallam dan juga wasiat sahabat Ibnu Umar radhiallahu’anhuma.

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Agar engkau tidak tersesat, agar engkau dapat pulang ke kampung halaman-yakni ke Surga, maka engkau harus mempelajari agama ini dengan serius. Untuk urusan kuliah saja engkau dapat serius, berapa banyak waktu, fikiran, tenaga dan dana tercurahkan untuk kuliah? Sekarang, berapa banyak waktu, fikiran, tenaga dan dana untuk menuntut ilmu syar’i yang telah engkau curahkan?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Aku tinggalkan dua perkara yang apabila kalian berpegang teguh pada keduanya maka tidak akan sesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan Sunnahku, (HR. Al-Hakim)

Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Kita sering berdoa”Rabbana atina fiddunnya hasanah wa fil akhirati hasanah” Ya Rabb, berikanlah kami kebaikan di dunia dan berikanlah kami kebaikan di akhirat” Kebaikan di dunia adalah iman dan amal shalih dan kebaikan di akhirat tidak ada yang lain kecuali Surga. Tidaklah dikatakan iman kecuali dibangun diatas ilmu.

Kemanakah engkau akan pergi melangkah?
Saudaraku, yang semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu …
Jalan petunjuk telah jelas, dan jalan kesesatan juga jelas. Saya yakin bahwa engkau akan mengikuti jalan petunjuk, mempelajari ilmu syar’i dan mengamalkannya. Engkau tidak akan mau terlena seperti penumpang yang bersenang-senang di pulau kecil itu bukan? Jangan sampai engkau memohon ketika ajal menjemput, pada saat meregang nyawa kemudian engkau memohon kepada Allah

ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ

Kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan (Al-Mu’minun :100)

Dan saat itu, keinginanmu tidak pernah akan dikabulkan

sumber: http://www.perpustakaan-islam.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=167

Generasi al-qur’an

7 kondisi kesedaran yang harus dituruti

KATAKANLAH PADA DIRIMU
1. pembacaan qur’an-ku tidak akan benar-benar menjadi tilawah kecuali hanya dengan benar-benar menjadi tilawah kecuali hanya dengan mempartisipastikan rohaniku di dalamnya sesuai keinginan Allah

APA YANG ALLAH INGINKAN?

BAGAIMANA ENGKAU MENERIMA AL-QUR’AN

2.Saya berada dalam kehadiran Allah .Dia melihatku

Di bersamamu dimanapun engkau berada (57:4)

3.Aku mendengarkan dari Allah

Al-Ghazali dlm ihyanya:

Saya membaca qur’an tetapi memperoleh kemanisan di dalamnya,kemudian saya membacanya seperti saya mendengarnya dari Rasulullah, kepada sahabat2nya .lalu selanjutnya melangkah lebih jauh-saya mendengarnya langsung dari pembicara

4.Arahan langsung dari Allah

5.setiap kata dalam qur’an dipertukkan untukmu

6.saya berbincang dengan Allah saatku mambaca Al-qur’an

7. Aku yakin akan memberitahu semua ganjaran yang telah dijanjikan –Nya

Wahai diriku al-qur’an adalah kata2 tuhanmu maka ikuti kata2 Allah.kerna Allah lebih tahu dari mu.

ALLAH TUHANKU & MATLAMATKU