How to be Best learn??

Bulan Desember lalu merupakan bulan yang banyak liburnya jadi untung deh buat kuli seperti saya jadi kesempatan ini bisa digunakan untuk jalan-jalan, silaturrahim sama keluarga dikampung maklum kalau hari-hari biasa disibukkan dengan kerjaan/P4 (pergi pagi pulang petang penghasilan pas-pasan) tp alhamdulillah allah masih memberikan sebuah nikmat dan kesempatan yang tak terhingga pada hamba yang hina ini. Seperti biasanya saya kalau bersama adik-adik selepas ujian selalu menanyakan raport mereka bagai mana hasilanya pada semester ini, apa meraih peringkat atau malah jelek nilainya ” adik saya yang kecil jawab kita gak ada yang mendapat peringkat kak, semua nilai kita pas-pasan, trus saya menanyakan ke adik saya yang sekarnag duduk dikelas 1 SMA N didareahku dia bilang belum tau nilai dia dikarenakan tidak boleh mengambil hasil semester disebabkan belum melunasi biaya bangunan sebesar Rp. 500.000, saya kaget mendengar perkataanya karena gedung sekolah semegah itu dan dari dana-dana pemerintah ternyata pihak sekolah masih memungut biaya kepada siswanya untuk pembangunan sekolahS, sungguh ironis terlebih lagi kondisi perekonomian masyarakat yang hidup dari hasil pertanian terutama didaerahku karena masyarakat kami sebagian bersar hidup dari perkebunan tanaman karet dan kelapa sawit yang juga menjadi imbas krisis global dan komoditi hasil perkebuanan ditinggat intenasional daya belinya redah dari harga 10.000/kg menjadi 3000/kg dan sawit 200/kg. sampai hari ini saya merasa sedih kalau teringat dengan adik dikampung, Sekolah yang ada di benaku saat ini bukanlah milik orang-orang kecil demi merubah kehidupan mereka dimasa depan tapi melainkan sekolah cuma menjadi ajang profesi dan mata pencarian yang tak bertangung jawab terhadap anak didik mereka meski tak semua sekolah seperti yang penulis gambarkan tadi namun ini adalah penjegalan dan membangun mental-menatal anak untuk tidak berani melanjutkan pendidikan ke institusi yang lebih tinggi karena tak mampu membayar biaya terlebih lagi pemerintah akan membuat BPH kependidikan ini menjadi lembaga swasta dan membangun lembganya dengan dana sendiri dari mahasiswa, semakin terpuruk sudah angan orang-orang kecil untuk mengenyam pendidikan tinggi, perlu kita ketahui negeri ini tidak dibangun dari orang-orang kaya dan para pejabat tapi dibangun dari keringat dan kegigihan orang kecil apalagi pemerintah mencoba bermain-main dengan mencoba memberikan pada pemilik modal untuk mengkomersilakan pendidikan, apabila itu terjadi maka kita cuma bisa bermimpi meraih masa depan bangsa ini karena anak bangsa telah dibuat bodohi dan menjadi pengemis kepada pemerintah hmm…..mungkin ini cuma celoteh tak berujung dari kekesalan saya. namun meski tak mampu berbuat banyak untuk negeriku ku ingin bermimpi membangun sebuah pendidikan yang sehat dan berkwalitas juga membangunkan saudara kita yang lain dari mimpi-mimpi mereka dan mencoba membuat mimpi itu menjadi kenyataan bukan, hayalan semu diseja hari dan mimpi dipenghujung malam Pendidikan yang baik hendaknya dibangun atas dasar keikhlasan dan rasa tanggung jawab terhadap anak didik dan orang tua mereka yang telah menitipkan anak-anaknya Mimpiku beberapa tahun silam menjadi Pembangun anak bangsa dari akidah dengan pemahaman religi yang baik maka semua mimpi yang lain bisa digapai. mimpi yang berikutnya memberikan pendidikan dan mengabungkan dengan teknologi informasi karena masyarakat masih beranggapan bahwa teknologi masih terbilang mahal maka mimpiku teknologi mudah dan murah (IMTAG AND IPTEK) ini adalah semboyan anak bangsa ini dari dulu tapi belum ada aplikasi yang jelas.

Pendidikan murah???

Teknoligi Murah????

kalu bilang gitu banyak pertanyaan sapa yang mau bayar ~_~

Ya kita memang terlahir buat mandiri sabar ya adiku we must be serioussly

Udah ah capek bermimpi muluk :D

tidak penting ada harga atau tidak dari karya anda tapi memcoba membuat karya itu adalah keberhasilan dan itulah harganya (kepuasan dalam berbuat).

Tegakkan Yang Wajib, Hidupkan yang sunnah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ini ada sedikit tausyiah dari Ustadz Yusuf Mansur semoga dapat berkenan di hati teman2.

“Di balik sunnah itu, ada kejayaan”, begitu saya dengar dari kyai saya. Dan subhaanallaah, ketika saya mempraktekkan urusan-urusan sunnah untuk saya hidupkan, perubahan signifikan terhadap hidup dan kehidupan saya memang sangat terasa. Sunnah itu banyak; urusan sunnah-sunnah shalat misalnya, wuah, buanyak sekali. Tapi di antara sunnah-sunnah itu ada yang muakkad. Yang muakkad ini yang kalo bisa, jangan ampe ditinggal. Di antaranya: qabliyah ba\’diyah, dhuha, dan tahajjud.”

Dalam satu dua kesempatan, saya mengatakan, bahwa jika terlalu lama kita meninggalkan sunnah-sunnah muakkadah, maka akan terasa sekali pengaruhnya ke rizki kita, ke ketenangan hidup kita, ke kelancaran segala urusan kita. Sebab apa? Sebab di antaranya, kita tdk berkategori “bersyukur”. Koq begitu? Ya. Saya katakan, sebelum kuliah, shalat wajib sdh tertegak, setelah kuliah, mestinya kan nambah. Nambah dg shalat sunnahnya. Sebelum kerja, belum ada shalat-shalat sunnahnya, belom ada sedekahnya, belom ada puasa sunnahnya, masa setelah bekerja lalu ibadahnya “konstan/tetap” , alias tetap tanpa sunnah-sunnah? Lah, ini kan namanya ga bersyukur. Mestinya kan nambah. Nambah dg ibadah-ibadah sunnahnya. “

Lebih aneh lagi, jika ada orang habis-habisan di ibadah sunnah sebelom bekerja, sebelum usahanya naek; dhuha dan tahajjudnya getol, eh, setelah kerja dan usaha enak, malah hilang. Ini yang disebut ga bersyukur. Sama anehnya, bila ada orang-orang yang hanya menegakkan sunnah, tapi yang wajibnya keteteran. Makanya saya senang mengatakan; tegakkan yang wajibnya, hidupkan yang sunnahnya.”

Dalam satu waktu, Mu\’allim Syafii Hadzami, guru saya, menyebut, bhw tidak disebut shalat wajib, jika tdk tertegak shalat-shalat sunnah qabliyah dan ba\’diyahnya. Saya dijelaskan, bhw memang begitu. Padahal kan selama ini kita belajar istilah sunnah sebagai: Kalau dilakukan, berpahala, kalau tidak dilakukan tidak berdosa. Lah, ini lain lagi. Saya diberitahu lewat sudut pandang yang berbeda; bahwa kalau shalat wajib dilakukan tanpa shalat sunnah, tidak diterima itu shalat wajibnya. Tentu ini pandangan yang sifatnya pengajaran ya. Jangan hitam putih. “

Satu kesempatan lain saya ditanya, shalat zuhur berapa rakaat? Ketika dijawab empat rakaat, jawaban itu trnyata salah. Yang benar adalah 8 rakaat. Dua qabliyahnya, dua ba\’diyahnya.
Program-program Ihyaa-us Sunnah ini betul-betul akan mengajak orang-orang untuk belajar tentang ibadah-ibadah sunnah, dan menjalankannya. supaya berkategori cinta sama Rasulullah juga, sbg pintu atau prasyarat cinta kepada Allah.”

Dalam waktu dekat, akan disosialisasikan keutamaan shalat dhuha, yang trnyata merupakan sunnah muakkadah. Akan diselenggarakan kuliah-kuliah tentang keutamaan dhuha, seminar-seminar tentang fadilah dhuha, dan diterbitkan buku-buku, CD dan VCD/DVD tentang keutamaan dhuha. Supaya masyarakat benar-benar terdorong untuk shalat dhuha, dan berat meninggalkan shalat dhuha.
Untuk gerakan nasionalnya kami memasukkan Majelis Dhuha Nasional. Di mana, individu-individu atau kelompok-kelompok masyarakat, akan kami ajak dan kami dorong untuk shalat dhuha, di tempatnya masing-masing, di hari sabtu, jam 07.00 WIB. Kenapa harus di jam segitu? Ya sebab supaya terjadi keseragaman dalam doa. “

Bayangkan, jika 100 kota, sebagai target gerakan ini, benar-benar masyarakatnya melakukan shalat dhuha, yang berbaris secara maya/virtual, maka kita akan shalat, zikir dan berdoa bersama jamaah di 100 kota. Bayangkan, berdoa sendiri saja sudah masya Allah, apalagi berdoa bersama jutaan orang? Mudah-mudahan dah program Ihyaa-us Sunnah ini menjadi primadona gerakan baru di negeri ini.”

Kapan terakhir kita berdoa?

Berdoa untuk segala rupa permasalahan kehidupan pribadi, dan berdoa untuk negeri kita, untuk bangsa kita? Tidakkah kita prihatin? O-oh, saya salah bila bertanya ini. Tentu semua prihatin. Tapi siapa yang prihatin dengan keadaan kita, lalu berkenan membawa keprihatinan ini di atas sajadah, hingga menjadi sebuah kekuatan doa yang teramat dahsyat? Doa-doa yang mengundang Pertolongan Allah? Doa-doa yang membuat Allah menurunkan Malaikat-Malaikat- Nya?

Ya, kapan terakhir kita berdoa? Bila setiap individu negeri ini berdoa untuk negerinya, untuk bangsanya, masa iya Allah Yang Maha Mendengar, lantas tidak mendengar? Sedangkan doa saja yang tulus, yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan, sudah akan membuat arsy Allah bergetar, apalagi bila kemudian seantero negeri ini mau berdoa. Ajak diri kita, dan orang-orang sekeliling kita, duduk bersimpuh di hadapan keagungan Allah; sujud memohon ampun, dan berdoa kepada-Nya.

Syukur-syukur bila berkenan memanjatkannya di keheningan malam, di mana Allah memang benar-benar turun menawarkan bantuan-Nya. Subhaanallaah. Semoga Allah tidak mencabut keberkahan negeri ini.

-Yusuf Mansur-

Waassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

IMA